Kisah Keajaiban Sedekah
Kisah Keajaiban Sedekah – Apa kabar pembaca dan donatur Yayasan Sahabat Yatim Indonesia, Judul terbaik ini yang mengulas Rahasia sedekah meliputi pengertian lewat keajaiban sedekah beserta keutamaan sedekah karena ibadah ini sungguh nikmat dan membuat hati terasa tenang sedekah juga membuat pelakunya diberikan kekuatan dan kesehatan serta kesuksesan sedekah membawa hikmah, dengan ini Yukkk,,, kita senantiasa bersedekah baik lapang maupun sempit, berikut penjelasannya. Setiap orang ingin selalu menggapai hidup berkah tidak lain dengan cara mengikuti apa yang diperintah Allah SWT dan Rosulnya.Semoga kita senantiasa diberikan kesalihan pribadi dan mendapatkan Anak yang Sholeh.
Suatu hari, seorang pengusaha datang ke konseling. Ia mengadukan bahwa bisnisnya sudah hancur. Dia mengaku tidak memiliki apa-apa lagi. Benar-benar telah habis-habisan. Ternyata, setelah diperhatikan lebih jauh, kemelaratan si pengusaha ini tidak seperti yang terbayangkan. Ia datang membawa mobil sedan Opel. Pemandangan ini sepintas sangat kontradiktif dengan pengakuan dia.
Sebelum menimbulkan penafsiran yang tidak-tidak, si pengusaha nyeletuk: “Mobil itu tinggal menunggu waktu untuk ditarik dealer.” Ia juga menceritakan bahwa sebagian besar pegawainya sudah dirumahkan. Hanya karyawan yang memahami diri dia yang masih bertahan. Di dalam konseling itu ditawarkan padanya solusi mengatasi kebangkrutan usaha dengan cara bersedekah. “Sebelum bicara banyak tentang solusi bagi bisnis itu sendiri, cobalah Bapak bersedekah. Sedekah itu menolak bala dan memperpanjang umur, di samping mengundang datangnya rezeki. Inilah point Kisah Keajaiban Sedekah”
“Apa maksudnya,” tanya dia.
“Bicara bisnis, bicara gampang. Kalau Bapak sudah dekat lagi dengan Allah, bisnis akan lancar lagi. Bapak mau minta tolong kepada Allah kan? Pendekatannya adalah lakukan dengan pendekatan ibadah. Salah satu yang disukai oleh Allah adalah kalau kita mau menolong sesama, meskipun saat ini kita terhitung orang yang susah.”
“Sedekah akan menolak bala. Kalau Bapak menganggap kebangkrutan Bapak adalah bala. Maka, insya Allah sedekah akan bekerja menyelamatkan Bapak dari kebangkrutan total. Sedekah juga bisa memperpanjang umur. Siapa tahu, menurut Bapak, Bapak sudah akan tamat riwayatnya sebagai pebisnis yang andal, beralih sebutan menjadi pebisnis yang bangkrut, kemudian malah bisa berubah kondisinya.”
“Perusahaan Bapak bisa bernapas lagi. Bisnis bergerak lagi. Dan Bapak tidak jadi ‘mati’. Dan, bahkan sedekah bisa mengundang datangnya rezeki. Siapa tahu pula perusahaan Bapak malah kebanjiran order yang Bapak tidak perkirakan sebelumnya. Bukankah Allah bisa memberikan jalan, bisa membukakan jalan, dari arah yang tidak disangka hamba-hamba- Nya?”
“Pak, nanti, kalau sudah menikmati hasil sedekah Bapak, berupa anugerah pertolongan dari Allah, Bapak pelihara sedekah itu menjadi pakaian utama, pakaian sehari-hari dalam berbinis. Sebab apa? Sebab sedekah akan menyembuhkan penyakit, akan menjaga diri dari penyakit. Dalam hal usaha, maka sedekah akan bisa membuat perusahaan terlindungi dari hal-hal yang bisa membuat merugi.”
Si pengusaha ini bingung. Sedekah di saat sulit bukanlah pilihan mudah. “Lagian saya kan nggak punya apa-apa?” begitu katanya.
“Itu. Opel?”
“Yah, mobil Opel itu kan sudah mau ditarik….”
“Nah, dari pada keburu ditarik? Kan lebih baik disedekahkan dulu. Diberikan kepada Allah.”
“Nanti saya pakai apa?”
“Itu tandanya bukan persoalan ditarik atau tidak, tapi persoalan Bapak masih berat melepas barang kesayangan yang mungkin tinggal satu-satunya. Iya kan?”
Todongan statemen tersebut membuat si pengusaha tak bisa mengelak, dan mengiyakan. Suka atau tidak suka, mobil itu memang akan ditarik. Sebab, sudah empat bulan ia menunggak cicilan. Setoran awal, yang semula terasa enteng, hanya kurang lebih Rp 8 juta-an sebulan, kini terasa sangat berat. Belum lagi harus bayar denda dan biaya tarik kendaraan yang selangit. Wuh, berat!
Namun, dia juga tidak pernah terpikirkan untuk menyedekahkan mobil tersebut. Dalam gambaran dia, memanfaatkan kendaraan itu sebelum ditarik oleh dealer adalah lumayan. Lagi pula, kalau nanti ditarik, ia akan bernegosiasi menjual sedan Opel itu, dan masih ada sisa cicilan yang bisa digunakan.
Setelah ngobrol sana ngobrol sini tentang sedekah, dan diyakinkan mengenai pintu-pintu rezeki dari Allah, pengusaha ini secara bulat akan menyedekahkan mobil dia. Berkas-berkas kredit dia kumpulkan, lalu melangkahkan kaki ke showroom. Dia jual Opel-nya kepada showroom mobil. Perusahaan itulah yang akan melunasi seluruh cicilan, termasuk yang nunggak. Selisih antara harga jual dan sisa cicilan inilah yang oleh si pengusaha disedekahkan.
Ajaib! Tidak sampai seminggu, ia kembali lagi berkunjung ke konseling. Kali ini, meski dia naik taksi, wajahnya berseri-seri. Ia kisahkan perjalanan hidup dalam seminggu ini. Awalnya dia mengeluh berat. Tanpa mobil ruang geraknya terbatas.
Ternyata, di balik kesulitan itu dia kedatangan seorang teman dari luar kota yang membawa mobil. Mengetahui bahwa si pengusaha tidak punya aktivitas usaha, dan tentunya memiliki waktu luang banyak, diajaklah muter-muter untuk bertemu si ini, si anu, dan sebagainya.
Buntut dari pertemuan yang tak disangka-sangka tersebut, “Saya dilibatkan untuk ikut berbisnis dengan kawan yang dari luar kota itu,” katanya dengan penuh semangat.
Benar. Allah memang Mahaluas. Dia akan menyediakan jalan-jalan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. “Jadi saya tidak lagi merasakan tidak punya mobil,” tuturnya. “Sebab, saya tiap hari masih pakai mobil.”
“Bahkan,” ia melanjutkan, “Dari hasil jalan bareng dengan kawan ini banyak order untuk perusahaan yang kemudian di-sub-kan ke perusahan saya.” Malah, dengan bangga pula ia kisahkan tentang beberapa karyawan yang dulu diistirahatkan telah dipanggil kembali mengerjakan proyek-proyek baru.
Rezeki memang datang dari arah yang tak disangka-sangka, jika Allah sudah menghendaki. Sekian artikel dengan judul terbaik “Kisah Keajaiban Sedekah“. Wassalam
Oleh ; Ust. Yusuf Mansur
TERBACA ( 2430 ) KALI
Ada seorang laki-laki yang datang kepada nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam mengeluhkan kekerasan hatinya. Nabipun bertanya : sukakah kamu, jika hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu terpenuhi ? Kasihilah anak yatim, usaplah mukanya, dan berilah makan dari makananmu, niscaya hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu akan terpenuhi.” [HR Thabrani]
Jadi Relawan Yatim dan Dhuafa dengan Share Artikel ini atau dengan Mengirimkan Naskah Anda ke Email Redaksi di ; admin@sahabatyatim.org
0 komentar:
Posting Komentar